Tuesday 28 October 2014

Opini Bekasi di "Bully"

Marak nya Bekasi menjadi sasaran "bully" di media sosial membuat banyak orang yang berdomisili di Bekasi menjadi kesal dan ada juga yang marah. Ada yang mengatakan bahwa Bekasi berada di luar bumi, dan jika Anda menemukan jalan rusak dan cuaca yang terik, Anda berada di Bekasi. (Betapa hebat Bekasi memiliki matahari sendiri untuk mengelilinginya).
Terlepas dari itu semua, saya bertempat tinggal di Bekasi tepatnya Bekasi timur, dan hal-hal yang disebutkan diatas bukan membuat
 saya marah, yang dikatakan diatas memang benar terkecuali pada Bekasi sangat terik, karena memang semua wilayah sama pada siang hari sangat terik bukan hanya Bekasi.
Jalan yang rusak memang banyak di temukan di Bekasi karena banyaknya kendaraan berat seperti kontainer, bus-bus dll, menjadi faktor jalan yang rusak. Contoh-contoh lainnya yang sering saya perhatikan adalah ketika melewati jalan akses menuju Pondok Timur Indah (tempat tinggal saya) ada beberapa titik jalan yang rusak membuat pengendara sangat tidak nyaman berlalu lalang, akibatnya sering terjadi kepadatan,
Saluran air yang tidak baik akibatnya air parit membanjiri jalanan, dan masih Banyak nya orang-orang yang membuang sampah sembarangan menyilaukan pandangan,
kurangnya penghijauan di sekitar pintu keluar tol timur juga membuat Bekasi terlihat gersang, penataan lalu lintas yang payah, angkutan umum yang mengantre panjang membuat kemacetan parah pada jam-jam pulang kerja dan pada akhir pekan, Tidak ada jalur pejalan kaki juga sepertinya menjadi masalah di beberapa titik di Bekasi. Menurut saya harus adanya kesadaran diri sendiri untuk membangun Bekasi yang lebih nyaman dan indah dengan cara membuang sampah pada tempatnya, mulai menanam pohon di lingkungan sekitar bukan hanya di depan rumah, terlepas dari tanggung jawab Pemerintah yang wajib menata kota Bekasi dengan menata lingkungan, transportasi, jalan yang baik, dan sebagainya, tetapi ini juga merupakan tanggung jawab warga bersama untuk menjaga lingkungan demi mewujudkan kota yang lebih bersih, rapi, dan asri. Semoga berita "bully" tersebut bukan menjadi lelucon belaka dan bukan menjadi emosi sesaat melainkan menjadi evaluasi bagi kita semua dan Pemerintah tentunya karena sudah menjadi tugas wajib mereka mengelola kota yang telah menjadi tanggung jawabnya. Tidakkah indah jika tempat tinggal kita tertata rapi dan bersih? Bukan untuk siapa dan untuk apa tetapi hal yang disampaikan diatas menjadi hal-hal mutlak untuk kehidupan manusia yang sepatutnya di terapkan.

Tuesday 21 October 2014

Hati-hati kerupuk campuran boraks!


Apakah anda penggemar kerupuk di samping? apakah anda selalu makan menggunakan kerupuk? berhati-hatilah sekarang dalam mengkonsumsi kerupuk, karena pembuatan kerupuk tersebut telah dicampur oleh berbagai macam bahan-bahan yang tidak layak konsumsi seperti boraks, bleng, dan tawas. bahan-bahan tersebut digunakan untuk meminimalkan biaya produksi, dengan menambahkan bahan-bahan kimia yang biasa digunakan untuk industri kertas, pengawet kayu, bahan solder dan lain-lain. boraks menjadi salah satu bahan yang dicampurkan dalam proses pembuatan untuk tetap tahan selama 2-3 hari dan menghilangkan bau dan juga menipu penampilan luarnya. penjual mempelajari pembuatan kerupuk dari pabrik tempat ia bekerja dahulu. nyatanya pabrik tempat ia bekerja dahulu juga menggunakan zat-zat berbahaya tersebut dalam pengolahan kerupuk. kerupuk ini banyak ditemukan di warung-warung pinggir jalan, rumah makan dan juga di perumahan.
tapi jangan khawatir karena ada tips untuk membedakan mana kerupuk yang terbuat dari bahan yang sehat tanpa bahan kimia dengan kerupuk yang di tambahkan bahan kimia.
berikut cara membedakannya :
a. kerupuk dengan bahan yang alami warnanya tidak seputih dibandingkan dengan kerupuk yang menggunakan bahan kimia. kerupuk yang alami warnanya putih kekuningan dan agak kusam.
b. tekstur kerupuk yang memakai bahan kimia lebih keras dibandingkan dengan kerupuk yang alami, kerupuk alami cendrung mudah rapuh jika ditekan dengan tangan.
c. kerupuk yang memakai bahan kimia ketika dimakan kerongkongan akan terasa sakit, berbeda dengan kerupuk yang memakai bahan alami.
 
Semoga penjelasan diatas bermanfaat dan berhati-hatilah dengan makanan yang kita beli. :)
 
 
Sumber berita investigasi : https://www.youtube.com/watch?v=OZZK4pgalYc
 

Sunday 19 October 2014

Pembakaran Hutan Yang Merugikan Banyak Hal

Di abad ini pembakaran lahan banyak terjadi akibat ulah manusia yang di karenakan keuntungan materi yang sepihak maksud dari keuntungan materi yang sepihak hanya di dapatkan oleh manusia yang mengakibatkan kerusakaan lingkungan khususnya ekosistem mahluk hidup yang mana termasuk manusia, hewan dan tumbuhan. seperti kabut asap yang terjadi di Riau, Kalimantan Tengah. kebanyakan dari kebakaran dilakukan untuk membuka lahan perkebunan dan mereka melakukan seolah tidak ada dampak negatif dari hal tersebut. pemerintah yang seharusnya menangani hal tersebut tidak bisa membantu banyak. sudah sepatutnya manusia  bukan hanya pemerintah yang memiliki akal pikiran harus bisa berfikir dampak yang akan ditimbulkan bukan hanya memikirkan keuntungan materi yang bisa di dapatkan. sebanyak apa hutan yang di miliki Indonesia? tidak perlu menyuarakan penghijauan untuk orang lain, sepatutnya di mulai dari diri sendiri, bersikaplah menghargai sesama mahluk hidup selain manusia, karena tumbuhan, dan hewan merupakan mahluk hidup juga. bagaimana mereka bisa hidup tanpa kita yang seharusnya sebagai manusia membantu untuk menjaga tempatnya. Siapa yang akan memperdulikan bumi tempat kita hidup selain penghuninya? relakah anda jika anda tinggal di tempat yang penuh sesak dengan masalah lingkungan? sampai kapan kita membiarkan hal-hal yang berdampak buruk bagi semua mahluk hidup?
sudah saatnya peduli untuk lingkungan sekitar kita, setidaknya kita bisa menerapkan dalam diri sendiri lalu mengajak keluarga terdekat untuk ikut serta peduli terhadap masalah ini.

Monday 13 October 2014

When I was in Wonosobo

It started when I was in a school trip around Java from my high school, except East Java. I was in Wonosobo when I had a horror experience for the first time of my entire life. I wasn't expect it at first. I arrived at Wonosobo at 9 PM, me and another school team, which there was 8 bus entering the main city of Wonosobo. Its already scary when we waited for the red light turned green light. There was no other vehicles except our 8 tour bus. Which scary the most when we entered the small path an it started surrounded by trees and the road was getting uphill. We actually would visit the colour lake, to see a sunrise at Dieng, and to see a "Anak Gimbal" in there but we weren't had a chance to meet them for some reasons.
So, after a breathtaking trip finally we were arrive at a hotel but I could not really say a hotel too. It was like a Mess because the room wasn't that much, and I was with another 7 person in one room. Well you can imagine that. And our room were in the corner near the wall. So, basically we were in the last room.
My teacher announced us to woke early at 4 AM to see a sunrise in Dieng and see another tourism place in there. So me an my friend Tamara were in the bathroom first, we had to hurry because there like 6 person waited on us to took shower. And while me and Tamara bathing things she said "did you hear something?" And I was like " yeah I guess, is that from the girls outside?" " I don't think so" she said
It was a girl voice-soft and slight serenade our ears. And it came from the left wall and when I realised that we were in the corner and we only had a neighbour in our right wall, I started to think that must be something wrong, and I asked Tamara to hurry finished her things so we could get out from this spooky bathroom. Oh I forget to tell you that the bathroom literally inside the cupboard. And we rushed out from there and yelled who was singing outside, and those girl faces were just "not knowing anything at all" and one of the girls said " we were not singing we just busy with packing and the others are go to another room" me and Tamara stared each other and realised that was a Kunti voice. It was slight and we could not mimicked the soft-slight voice.

Tuesday 7 October 2014

Camping Jayagiri, Lembang, Bandung.

Cuaca dingin menusuk tulang tak tertahankan di pagi hari, udara yang dingin memenuhi rongga dada begitu menyegarkan. Dikelilingi oleh pepohonan yang berdiri bebas membuat ketenangan hati tetapi, tiba-tiba teringat hal yang membebani pikiran karena ujian tengah semester akan diselenggarakan beberapa hari lagi, buru-buru Saya hilangkan perasaan bersalah tesebut. Akhirnya Saya menyibukkan pikiran dengan mengagumi ciptaan Tuhan yang ada di depan mata dan merasakan ketenangan  ketika bisa mendengar detak jantung Saya yang berdebar kencang karena tidak bisa memendam kegembiraan. Gunung yang menjulang tinggi terlihat begitu jelas dari puncak Camping Ground Jayagiri, Lembang. Pemandangan yang tak terelakkan membuat saya melupakan sejenak semua pikiran yang membebani dan menikmati setiap detik yang saya miliki sebelum kembali ke rutinas yang memusingkan. Dalam hati, Saya berdoa semoga keindahan ini bisa terus Saya rasakan.


 
Camping pertama yang Saya lakukan ini membuat pikiran saya terbuka lebar-lebar arti sebuah perjuangan mencapai puncak di mana Saya dan rekan-rekan mendirikan tenda. Ketika kaki ini melangkah melewati tanah merah dan bebatuan di mana Saya berpijak. Pepohonan karet di sekeliling Saya menjadi teman berjuang melintasi jalan setapak yang semakin lama semakin menanjak. Perjalanan 2 kilometer saya tempuh dengan waktu 2 jam akhirnya membuahkan hasil. Namun, perjalanan tersebut tak terasa karena petualangan baru membuat Saya sangat menikmati setiap langkahnya. Perjalanan Saya terhenti untuk beristirahat sejenak, mengistirahatkan beban yang di bawa beberapa jam terakhir. Perbincangan topik baru dan saling bertukar cerita dengan teman baru yang membuat rasa lelah hilang seketika. Pengalaman yang sukar dilupakan ketika mengingat kebersamaan yang Saya lewati.